Ini tulisan program untuk html tulisan berjalan
Rabu, 18 Januari 2017
Contoh Program2 Pembuatan Free Pascal / ALGORITMA dan STRUKTUR DATA 1
Latihan-latihan free pascal yang saya temukan di beberapa awal kuliah semester satu :
1. Menghitung Luas Segitiga.
12 Prinsip Dasar UPI "YPTK"
Kami civitas Akademika
Universitas Putra Indonesia "YPTK" Padang selalu :
Universitas Putra Indonesia "YPTK" Padang selalu :
Puisi Cinta Romantis Kahlil Gibran
Nyanyian Sukma
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Selasa, 17 Januari 2017
Ungkapan Sedih
Bahkan terlalu sulit dilupakan,,
Sudah sewajarnya ini tak ada, namun bagaimana
pikiran menyerah ? Tak ada yang tau semuanya
begitu membahagiakan ktika itu.
Apa yg terjadi ? knapa smuanya!
bagaimana dengan diam ? itu membuatku memudar.
bahkan tak tau kesalahan apa yg dibuat,, mungkinkh
pikiranmu berkata smuanya tak adil bagimu ? dengan diam
membuatku sakit.
Bgaimana memustuskanya, sedangkan awan jauh dsana,
bahkan mendungpun tak tentu akan hujan,,
hanya berharap pelangi muncul membawa semua warnanya.
Bagaimana mngkin kau melihat saja, ketika ku menyakiti dan menghancurkan harapanya,,
Sedangkan kau tau tuhan hatiku hancur melihatnya merintih kesakitan..
ntuk apa cinta ini? Hanya bisa membuatnya menangis setelah dia tersenyum.
Maaf menepiknya,, mengabaikn semua tentang kita, mengacaukan semua yg kubuat, menyulitkan bahkan membawamu di ambang patah.. Ini kesalahenku, membuatmu setuju karna janji, namun kuabaikn ktika akhir.. ketahuilh ini penyesalan yg akan abadi untuku, bukan karna kusengaja, tpi berkesan ketika kau menagih janji namun tak berdayanya untuk memilihmu.. Pesakitan ini juga kurasakan.
Semua ini sulit, dan tak ada yg memaksa,, ini hanya tentang bagaimana kita menyatukan jalan kita, hanya tentang kau dan aku yang akan selalu terus bersama, dan tolong bertahan sekali lagi, dan biarkan aku membuktiknya, bahwa semua tidak akan sulit jika kita sama dalam memilih.
Tak ada yang bisa lagi kulakukan..
Semua terjebak Indah dihari ini, dan kupercayakan inilah yang kuinginkan,
Hingga tak terpikirkan untuk kembali..
Sudah sewajarnya ini tak ada, namun bagaimana
pikiran menyerah ? Tak ada yang tau semuanya
begitu membahagiakan ktika itu.
Apa yg terjadi ? knapa smuanya!
bagaimana dengan diam ? itu membuatku memudar.
bahkan tak tau kesalahan apa yg dibuat,, mungkinkh
pikiranmu berkata smuanya tak adil bagimu ? dengan diam
membuatku sakit.
Bgaimana memustuskanya, sedangkan awan jauh dsana,
bahkan mendungpun tak tentu akan hujan,,
hanya berharap pelangi muncul membawa semua warnanya.
Bagaimana mngkin kau melihat saja, ketika ku menyakiti dan menghancurkan harapanya,,
Sedangkan kau tau tuhan hatiku hancur melihatnya merintih kesakitan..
ntuk apa cinta ini? Hanya bisa membuatnya menangis setelah dia tersenyum.
Maaf menepiknya,, mengabaikn semua tentang kita, mengacaukan semua yg kubuat, menyulitkan bahkan membawamu di ambang patah.. Ini kesalahenku, membuatmu setuju karna janji, namun kuabaikn ktika akhir.. ketahuilh ini penyesalan yg akan abadi untuku, bukan karna kusengaja, tpi berkesan ketika kau menagih janji namun tak berdayanya untuk memilihmu.. Pesakitan ini juga kurasakan.
Semua ini sulit, dan tak ada yg memaksa,, ini hanya tentang bagaimana kita menyatukan jalan kita, hanya tentang kau dan aku yang akan selalu terus bersama, dan tolong bertahan sekali lagi, dan biarkan aku membuktiknya, bahwa semua tidak akan sulit jika kita sama dalam memilih.
Tak ada yang bisa lagi kulakukan..
Semua terjebak Indah dihari ini, dan kupercayakan inilah yang kuinginkan,
Hingga tak terpikirkan untuk kembali..
Ketamakan
Alkisah, di sebuah negeri, ada seorang saudagar kaya raya. Ia adalah
pemilik restoran terkenal dan terbaik yang pernah ada pada masa
tersebut. Selain rasanya khas, makanannya sangat lezat, dan pelayanannya
pun sangat memuaskan siapa saja yang datang ke sana.
Berkat restoran itu pula, sang saudagar mendapat banyak rezeki. Meski usahanya menjadi berkembang ke berbagai bidang, namun restoran itulah yang menjadi urat nadi usaha yang sangat dijaganya. Karena itu, karena tak memiliki keturunan, di usianya yang sudah makin tua, ia ingin mewariskan usaha itu pada orang terpilih yang nanti akan dipercaya untuk menjalankan usahanya itu. Ia nanti akan menyerahkan usaha itu kepada orang yang terbaik, dengan syarat separuh hasil yang didapat, harus disumbangkan kepada kaum yang tak berpunya.
Beberapa saat sang saudagar memikirkan cara untuk memilih orang tersebut. Hingga, suatu kali, ia ngundang 80 orang yang dianggap terbaik di daerahnya. Kepada 80 orang tersebut, ia menyajikan hidangan terbaik untuk makan malam di restorannya.
Saat ke-80 orang tersebut berdatangan memenuhi undangannya, banyak wajah-wajah berharap, mereka yang akan terpilih mewarisi kekayaan sang saudagar. Begitu pun sang saudagar, ia berharap bisa memilih orang terbaik yang bisa mewarisi usahanya. Setelah berbasa-basi sejenak, ke-80 orang itu lantas dipersilakan duduk untuk menyantap hidangan makan malam.
Uniknya, ada 20 meja kotak yang disediakan, dengan sumpit yang sangat panjang di masing-masing meja. Karena itu, saat mulai dipersilakan makan, hampir semua orang yang sudah tak sabar merasakan kelezatan makanan dari restoran sangat terkenal itu pun kerepotan.
Sang saudagar lantas berkeliling ke semua meja makan. Ia melihat hingga meja ke-19 tak ada satu pun yang berhasil menyantap makanan yang dihidangkan. Sebab, mereka berlomba-lomba makan dengan sumpit sangat panjang tersebut. Hingga akhirnya, tepat di meja ke-20, saudagar pun tersenyum. Di meja tersebut, empat orang tampak menikmati hidangan dengan satu sama lain saling menyuapi. Memang, sumpit yang disediakan sangat panjang, sehingga mereka bisa menyuapi orang di dekatnya, dan sebaliknya. Maka, hingga acara hampir selesai, hanya mereka berempatlah yang kenyang. Sementara, yang lain tak bisa menikmati hidangan karena berusaha sendiri-sendiri untuk segera menyantap makanan lezat tersebut.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita, bahwa untuk bisa meraih sesuatu, kita seharusnya memulai dengan “melayani”. Kita tak boleh serakah, tamak, atau hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Seperti yang tergambar dalam kisah tersebut, hanya mereka yang mau “berkorban” dengan memberi makanan kepada yang lain, maka ia yang akan bisa ikut makan dengan kenyang. Sementara, orang lain sibuk mencari cara bagaimana bisa segera menyantap hidangan, justru kerepotan karena tak tahu “cara” yang tepat untuk memakan hidangan tersebut.
Sudah kita dapati, begitu banyak orang yang menjadi sumber berita karena kelakuannya. Mulai dari korupsi, hingga berbagai hal lain yang intinya, menjadikan harta sebagai hal yang utama.
Uang dan harta memang penting. Namun, ada banyak hal penting lain yang juga harus menjadi perhatian utama kita. Bagaimana kita bersikap, bagaimana kita membantu orang lain, bagaimana kita menemukan keseimbangan dalam hidup, sehingga kebahagiaan bisa kita peroleh. Harta adalah sarana. Kita adalah manusia. Karena itu, mari jadikan “sarana” tersebut sebagai bagian dari kehidupan kita, namun jangan sampai menjadikannya sebagai hal yang membelenggu kita.
Mari, jadikan hidup lebih berarti. Dengan mau peduli dan berbagi, harta dan uang kita akan jauh lebih memiliki arti.
Berkat restoran itu pula, sang saudagar mendapat banyak rezeki. Meski usahanya menjadi berkembang ke berbagai bidang, namun restoran itulah yang menjadi urat nadi usaha yang sangat dijaganya. Karena itu, karena tak memiliki keturunan, di usianya yang sudah makin tua, ia ingin mewariskan usaha itu pada orang terpilih yang nanti akan dipercaya untuk menjalankan usahanya itu. Ia nanti akan menyerahkan usaha itu kepada orang yang terbaik, dengan syarat separuh hasil yang didapat, harus disumbangkan kepada kaum yang tak berpunya.
Beberapa saat sang saudagar memikirkan cara untuk memilih orang tersebut. Hingga, suatu kali, ia ngundang 80 orang yang dianggap terbaik di daerahnya. Kepada 80 orang tersebut, ia menyajikan hidangan terbaik untuk makan malam di restorannya.
Saat ke-80 orang tersebut berdatangan memenuhi undangannya, banyak wajah-wajah berharap, mereka yang akan terpilih mewarisi kekayaan sang saudagar. Begitu pun sang saudagar, ia berharap bisa memilih orang terbaik yang bisa mewarisi usahanya. Setelah berbasa-basi sejenak, ke-80 orang itu lantas dipersilakan duduk untuk menyantap hidangan makan malam.
Uniknya, ada 20 meja kotak yang disediakan, dengan sumpit yang sangat panjang di masing-masing meja. Karena itu, saat mulai dipersilakan makan, hampir semua orang yang sudah tak sabar merasakan kelezatan makanan dari restoran sangat terkenal itu pun kerepotan.
Sang saudagar lantas berkeliling ke semua meja makan. Ia melihat hingga meja ke-19 tak ada satu pun yang berhasil menyantap makanan yang dihidangkan. Sebab, mereka berlomba-lomba makan dengan sumpit sangat panjang tersebut. Hingga akhirnya, tepat di meja ke-20, saudagar pun tersenyum. Di meja tersebut, empat orang tampak menikmati hidangan dengan satu sama lain saling menyuapi. Memang, sumpit yang disediakan sangat panjang, sehingga mereka bisa menyuapi orang di dekatnya, dan sebaliknya. Maka, hingga acara hampir selesai, hanya mereka berempatlah yang kenyang. Sementara, yang lain tak bisa menikmati hidangan karena berusaha sendiri-sendiri untuk segera menyantap makanan lezat tersebut.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita, bahwa untuk bisa meraih sesuatu, kita seharusnya memulai dengan “melayani”. Kita tak boleh serakah, tamak, atau hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Seperti yang tergambar dalam kisah tersebut, hanya mereka yang mau “berkorban” dengan memberi makanan kepada yang lain, maka ia yang akan bisa ikut makan dengan kenyang. Sementara, orang lain sibuk mencari cara bagaimana bisa segera menyantap hidangan, justru kerepotan karena tak tahu “cara” yang tepat untuk memakan hidangan tersebut.
Sudah kita dapati, begitu banyak orang yang menjadi sumber berita karena kelakuannya. Mulai dari korupsi, hingga berbagai hal lain yang intinya, menjadikan harta sebagai hal yang utama.
Uang dan harta memang penting. Namun, ada banyak hal penting lain yang juga harus menjadi perhatian utama kita. Bagaimana kita bersikap, bagaimana kita membantu orang lain, bagaimana kita menemukan keseimbangan dalam hidup, sehingga kebahagiaan bisa kita peroleh. Harta adalah sarana. Kita adalah manusia. Karena itu, mari jadikan “sarana” tersebut sebagai bagian dari kehidupan kita, namun jangan sampai menjadikannya sebagai hal yang membelenggu kita.
Mari, jadikan hidup lebih berarti. Dengan mau peduli dan berbagi, harta dan uang kita akan jauh lebih memiliki arti.
Kata Menunda
Menunda mungkin memang bukan sebuah dosa
atau sesuatu yang sangat memalukan dan membuat hidup kita tercela di
mata orang lain. Namun, jika kita selalu melakukannya dan mengulanginya
kembali dengan baik, maka ini bisa menjadi sebuah kebiasaan buruk yang
akan sangat sulit untuk dihilangkan dari dalam diri kita, meskipun kita
sangat berharap untuk bisa mengubahnya.
Baca juga : http://www.sipolos.com
Menunda pekerjaan serta berbagai hal
lainnya di dalam kehidupan kita adalah sebuah hal yang sangat sering
kita lakukan, bahkan meski itu seringkali menimbulkan berbagai masalah
bagi diri kita sendiri. Kita begitu senang melakukan hal ini,
mengulangnya lagi, dan melakukannya kembali, sehingga kebiasaan ini bisa
saja menjadi bagian dari diri kita dan bahkan menjadi karakter yang
melekat sedemikian rupa. Ini bukanlah sebuah kebiasaan yang baik, bahkan
meski hanya terjadi sesekali saja, kebiasaan ini akan sangat merugikan
diri kita sendiri.
Menundah Sebagai Hambatan bagi masa depan
Kebiasaan menunda – nunda pekerjaan
tentu menjadi hal yang cukup merepotkan, terutama jika ternyata kita
memiliki kebiasaan untuk menyelesaikan segala sesuatunya di saat-saat
terakhir. Bayangkan, bagaimana sebuah pekerjaan harus diselesaikan dalam
waktu yang mendesak dan terburu-buru, sudah tentu hasilnya tidak akan
sempurna dan mungkin saja memiliki banyak kekurangan. Ini tentu sangat
merugikan, bukan?
Jika kita membiarkan kebiasaan ini
selalu terjadi di dalam kehidupan kita, maka akan ada banyak sekali
kesempatan baik yang terbuang dengan percuma. Bila menjadi seorang
pebisnis yang suka menunda – nunda pekerjaan, maka bisa dipastikan
sejumlah peluang bisnis akan terlewatkan dengan sia-sia akibat kebiasaan
menunda – nunda. Di saat orang lain telah selesai mempresentasikan
bisnisnya, kita baru saja akan menyusun bahan untuk kegiatan tersebut di
dalam bisnis kita. Sudah bisa dipastikan, kita akan terpuruk dan
tertinggal jauh di belakang pesaing-pesaing lainnya.
Bahkan meski hanya menjadi seorang
pekerja kantoran sekalipun, kebiasaan menunda ini akan menjadi sebuah
hambatan besar di dalam karir kita. Perusahaan akan selalu melihat
ketangkasan dan juga kecerdasan seseorang yang akan mereka promosikan,
bukan seseorang yang selalu keteteran dengan sejumlah jadwal dan juga
pekerjaan yang tertunda. Kesempatan untuk memiliki karir yang cemerlang,
akan menjadi sebuah hal yang “mustahil” jika kita memiliki kebiasaan
menunda – nunda pekerjaan.
Berubah untuk masa depan yang lebih cerah
Meninggalkan sebuah kebiasaan yang telah
bertahun-tahun dilakukan, tentu bukan sebuah pekerjaan yang mudah.
Dibutuhkan niat dan juga kerja keras untuk bisa mengubah kebiasaan
menunda – nunda yang kita miliki. Mulailah menghargai setiap waktu yang
kita miliki, sehingga kita bisa menggunakannya untuk berbagai hal yang
berguna di dalam kehidupan kita. Miliki motivasi yang kuat untuk
berubah, sebab jika tidak sekarang, kapan lagi kita akan melakukannya?
Jangan malas untuk mendisiplinkan diri,
meskipun ini akan terasa sangat sulit untuk dilakukan. Dengan disiplin
yang tinggi di dalam diri kita sendiri, maka kebiasaan menunda – nunda
yang kita lakukan selama ini perlahan akan hilang dan tergantikan dengan
kebiasaan disiplin dan tepat waktu. Kita akan terbiasa dengan kehidupan
yang lebih teratur dan terjadwal, sehingga berbagai urusan dan
pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Cintai pekerjaan yang kita miliki saat
ini, sehingga kita akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar serta
keinginan untuk berhasil di bidang tersebut. Jika kita memiliki
keinginan untuk maju dan berhasil di masa depan, maka lakukan hal
tersebut dari sekarang, berhentilah menunda – nunda pekerjaan dan juga
kesuksesan
Langganan:
Postingan (Atom)